DK3P Berkolaborasi bersama ITS dalam Menggelar Seminar K3 Nasional 2025 untuk Wujudkan Budaya Keselamatan Berbasis Teknologi

16 Februari 2025, Surabaya – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama dengan Dewan K3 Provinsi Jawa Timur (DK3P Jatim) sukses menyelenggarakan Seminar, Workshop & Awarding dalam rangka Bulan K3 Nasional 2025. Acara yang berlangsung di Auditorium Research Center, Lantai 11, ITS, Surabaya, pada Sabtu (15/2/2025) ini menghadirkan praktisi K3, akademisi, serta perwakilan industri yang turut serta dalam diskusi strategis mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di era digital. Sekitar 230 peserta hadir secara langsung, sementara ratusan lainnya mengikuti secara daring.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua DK3P Jatim, Edi Priyanto, menegaskan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bukan sekadar kewajiban regulatif, tetapi merupakan investasi strategis yang berdampak pada keberlanjutan industri.

“Di era industri 4.0, penerapan K3 harus mengadopsi teknologi, berbasis data dalam manajemen risiko, serta memperhatikan kesehatan mental pekerja. DK3P Jatim berkomitmen memperkuat sinergi antara pemerintah, industri, tenaga kerja, dan dunia pendidikan melalui regulasi yang lebih kuat, sertifikasi tenaga K3, serta edukasi berkelanjutan,” ujar Edi.

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal APJASI, Ir. Subkhan, ST., M. PSDA., IPU., Asean Eng, menekankan bahwa Sistem Manajemen K3 (SMK3) yang efektif dapat menjadi strategi utama dalam meningkatkan daya saing industri.

“K3 bukan hanya soal kepatuhan, tetapi juga bagian dari strategi bisnis berkelanjutan. Implementasi K3 yang optimal tak hanya melindungi pekerja, tetapi juga meningkatkan profitabilitas perusahaan dan memperkuat daya saing industri nasional,” jelasnya.

Beliau juga menyampaikan dengan membangun budaya keselamatan berbasis teknologi dan manajemen risiko yang matang, industri dapat memastikan keberlanjutan usaha serta kesejahteraan pekerja.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi dalam pengembangan keilmuan K3, DK3P Jatim memberikan penghargaan kepada ITS atas perannya dalam mendirikan Program Studi Rekayasa Keselamatan Proses (RKP). Penghargaan ini diberikan langsung oleh Wakil Ketua DK3P Jatim kepada Wakil Rektor 3 ITS, Imam Baihaqi, PhD. Dr. Adithya Sudiarno, selaku Ketua Program Studi RKP ITS, menjelaskan bahwa program ini bertujuan mencetak insinyur keselamatan proses yang memiliki keahlian dalam merancang, mengoperasikan, memelihara, serta menyelidiki sistem industri berisiko tinggi agar memenuhi standar keselamatan yang ketat. Ia menambahkan bahwa lulusan RKP ITS akan memiliki peran strategis di industri, terutama di sektor petrokimia, minyak dan gas, manufaktur, hingga bioteknologi, mengingat program studi ini masih tergolong langka di Indonesia.

Dalam sesi workshop, Ir. Rully Eko Ardianto, ST., VP K3 PT Petrokimia Gresik, turut menyoroti pentingnya peran insinyur keselamatan proses dalam industri berisiko tinggi. Ia optimistis bahwa lulusan RKP ITS memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan industri modern, terutama dalam memastikan keamanan proses produksi di sektor-sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja.

Seminar ini juga dimeriahkan dengan kehadiran booth sponsor serta pameran riset inovasi K3 oleh dosen dan tenaga kependidikan ITS. Para dosen dan asisten dari Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja, Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS, turut mendemonstrasikan hasil riset mereka dalam pengembangan inovasi keselamatan kerja. Selain itu, Tim Biro Umum & K4L ITS memamerkan berbagai peningkatan dalam implementasi K3 di lingkungan kampus, menunjukkan bahwa keselamatan kerja tidak hanya menjadi perhatian dalam industri, tetapi juga di lingkungan akademik.

Dengan antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak, Seminar, Workshop & Awarding Bulan K3 Nasional 2025 di ITS berhasil menjadi wadah pertukaran ilmu dan gagasan dalam mendorong budaya keselamatan kerja yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Ke depan, diharapkan sinergi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah dapat terus diperkuat guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, serta meningkatkan daya saing industri nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *